Kesehatan penyakit hati sangat bergantung pada sistem kekebalan tubuh yang berfungsi dengan baik. Namun, pada penyakit hati autoimun (autoimmune liver disease), sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang sel-sel hati, menyebabkan peradangan kronis dan berpotensi merusak organ vital ini. Mengenali berbagai jenis penyakit hati autoimun sebagai penyakit hati yang berbahaya dan pentingnya penanganan dini adalah kunci untuk mengendalikan kerusakan hati dan mencegah komplikasi serius.
Penyakit hati autoimun mencakup beberapa kondisi yang berbeda, di mana sistem kekebalan tubuh menyerang hati. Tiga jenis utama penyakit hati autoimun adalah hepatitis autoimun (AIH), primary biliary cholangitis (PBC), dan primary sclerosing cholangitis (PSC). Hepatitis autoimun ditandai dengan peradangan pada sel-sel hati. PBC menyerang saluran empedu kecil di dalam hati, sementara PSC memengaruhi saluran empedu di dalam dan di luar hati. Meskipun berbeda, ketiga kondisi ini termasuk dalam kategori penyakit hati autoimun dan memerlukan penanganan medis.
Gejala penyakit hati autoimun dapat bervariasi tergantung pada jenis dan tingkat keparahan penyakit. Beberapa gejala umum meliputi kelelahan, penyakit kuning (jaundice), gatal-gatal (pruritus), nyeri perut, pembesaran hati (hepatomegali), dan urin berwarna gelap. Namun, banyak orang dengan penyakit hati autoimun, terutama pada tahap awal, mungkin tidak menunjukkan gejala sama sekali.
Mengapa penyakit hati autoimun sebagai penyakit hati berbahaya dan wajib ditangani? Peradangan kronis yang disebabkan oleh serangan sistem kekebalan tubuh dapat menyebabkan kerusakan hati progresif, termasuk fibrosis (pembentukan jaringan parut) dan sirosis (kerusakan hati permanen). Sirosis dapat mengganggu fungsi hati secara signifikan dan meningkatkan risiko komplikasi serius seperti gagal hati, hipertensi portal, dan kanker hati.
Diagnosis penyakit hati autoimun biasanya melibatkan kombinasi pemeriksaan fisik, tes darah (termasuk tes fungsi hati dan autoantibodi spesifik), pemeriksaan pencitraan (seperti USG perut atau MRI), dan biopsi hati untuk mengkonfirmasi diagnosis dan menilai tingkat kerusakan hati.
Penanganan penyakit hati autoimun bertujuan untuk menekan sistem kekebalan tubuh dan mengurangi peradangan di hati. Obat-obatan imunosupresan, seperti kortikosteroid dan azathioprine, sering digunakan untuk mengendalikan hepatitis autoimun. Untuk PBC, ursodeoxycholic acid (UDCA) adalah pengobatan utama untuk memperlambat kerusakan hati. Penanganan PSC lebih kompleks dan mungkin melibatkan terapi untuk mengelola gejala dan komplikasi, serta transplantasi hati pada kasus lanjut.
Penting untuk mencari diagnosis dan penanganan dari dokter spesialis hati (hepatolog) jika Anda memiliki gejala yang mencurigakan atau riwayat keluarga dengan penyakit autoimun. Deteksi dini dan pengelolaan yang tepat dapat membantu memperlambat perkembangan penyakit hati autoimun dan meningkatkan kualitas hidup pasien.