Human Immunodeficiency Virus (HIV) tetap menjadi ancaman kesehatan global yang signifikan. Memahami risiko penyakit HIV dan bagaimana penularannya terjadi adalah langkah krusial dalam upaya pencegahan dan pengendalian epidemi ini. Meskipun kemajuan dalam pengobatan telah memungkinkan orang dengan HIV untuk hidup lebih lama dan lebih sehat, risiko penyakit HIV dan dampaknya terhadap kesehatan individu dan masyarakat tidak boleh diremehkan. Artikel ini akan mengulas berbagai faktor yang meningkatkan risiko penyakit HIV.
Hubungan Seksual Tanpa Pengaman: Jalur Transmisi Utama HIV
Salah satu risiko penyakit HIV terbesar adalah melalui hubungan seksual tanpa pengaman (tanpa kondom) dengan pasangan yang terinfeksi. Virus HIV terdapat dalam cairan tubuh seperti sperma, cairan vagina, cairan pra-ejakulasi, dan cairan anus. Melakukan hubungan seks vaginal, anal, atau oral tanpa menggunakan kondom secara signifikan meningkatkan risiko penyakit HIV. Semakin banyak pasangan seksual dan semakin sering hubungan seks tanpa pengaman dilakukan, semakin tinggi pula risikonya.
Penggunaan Jarum Suntik Bersama: Risiko Tinggi Penularan HIV
Berbagi jarum suntik atau alat suntik lainnya yang terkontaminasi darah dengan orang yang terinfeksi HIV merupakan risiko penyakit HIV yang sangat tinggi. Virus HIV dapat bertahan hidup dalam darah yang tersisa di jarum suntik. Penggunaan narkoba suntik adalah salah satu perilaku berisiko tinggi, tetapi berbagi jarum juga dapat terjadi dalam konteks medis yang tidak steril atau praktik tindik dan tato yang tidak aman.
Transmisi dari Ibu ke Anak (Mother-to-Child Transmission – MTCT)
Penularan HIV dari ibu hamil yang terinfeksi kepada bayinya selama kehamilan, persalinan, atau menyusui merupakan risiko penyakit HIV yang serius. Namun, dengan intervensi medis yang tepat, termasuk pemberian obat antiretroviral (ARV) kepada ibu hamil dan bayinya, serta persalinan melalui operasi caesar jika diperlukan, risiko MTCT dapat dikurangi secara signifikan. Akses terhadap layanan kesehatan prenatal dan pengobatan HIV sangat penting untuk mencegah penularan ini.
Transfusi Darah dan Transplantasi Organ yang Tidak Aman
Di masa lalu, transfusi darah dan transplantasi organ yang tidak diskrining dengan baik merupakan risiko penyakit HIV. Namun, dengan kemajuan dalam teknologi skrining darah dan organ, risiko penularan HIV melalui jalur ini di negara-negara dengan standar kesehatan yang baik sangat rendah.