Hubungan antara konsumsi cokelat dan timbulnya jerawat telah menjadi perdebatan klasik di dunia dermatologi dan nutrisi. Secara tradisional, cokelat sering dituduh sebagai penyebab utama munculnya jerawat, menyandingkannya dengan Makanan Manis lain seperti permen dan kue. Meskipun korelasi ini sering didasarkan pada pengalaman anekdotal, ilmu pengetahuan modern kini memberikan pandangan yang lebih bernuansa, membedakan antara jenis cokelat dan mekanisme biologis yang mungkin terlibat.
Fokus perdebatan kini bergeser dari cokelat itu sendiri ke kandungan indeks glikemik (IG) tinggi. Cokelat susu, yang kaya gula dan susu, termasuk dalam kategori Makanan Manis ber-IG tinggi. Makanan ber-IG tinggi menyebabkan lonjakan cepat pada kadar gula darah, yang memicu pelepasan insulin. Peningkatan insulin ini merangsang hormon pertumbuhan mirip insulin (IGF-1), yang dapat meningkatkan produksi sebum dan peradangan.
Namun, cokelat hitam murni, yang memiliki kandungan kakao tinggi dan jauh lebih sedikit gula, seringkali memiliki IG yang lebih rendah. Ini menunjukkan bahwa bukan kakao yang menjadi masalah utama, melainkan Makanan Manis tambahan, seperti gula dan susu, yang menyertai cokelat olahan. Oleh karena itu, bagi mereka yang khawatir dengan jerawat, mengonsumsi cokelat hitam dengan kadar kakao minimal 70% dapat menjadi alternatif yang lebih aman.
Susu, terutama susu skim, juga menjadi tersangka dalam hubungan ini. Beberapa Studi Kasus mengaitkan konsumsi susu dengan peningkatan risiko jerawat, kemungkinan karena hormon dan faktor pertumbuhan yang ada di dalamnya. Jadi, bagi sebagian orang, eliminasi produk olahan susu dan Makanan Manis adalah Diet Detoks yang lebih efektif untuk kulit daripada sekadar menghindari cokelat secara keseluruhan.
Pendekatan untuk mengatasi masalah ini adalah melalui Investasi Kulit yang holistik, dimulai dari pola makan dengan IG rendah. Mengganti Makanan Manis olahan dengan makanan utuh kaya serat, seperti buah-buahan dengan daging buah tebal dan sayuran, akan membantu menstabilkan kadar gula darah dan mengurangi peradangan sistemik, yang merupakan pemicu utama jerawat.
Peran individualitas juga sangat penting. Reaksi tubuh terhadap makanan sangat pribadi. Apa yang menyebabkan jerawat pada satu orang mungkin tidak memengaruhi orang lain. Peraturan Perpajakan tubuh unik masing-masing individu terhadap insulin dan hormon harus dipertimbangkan. Mencatat dan mengidentifikasi makanan pemicu pribadi melalui eliminasi diet yang terstruktur adalah cara terbaik untuk menemukan jawabannya.
Meskipun cokelat telah lama disalahartikan, bukti ilmiah menunjukkan bahwa penyebab utama jerawat terkait diet adalah gula dan susu. Para Influencer kesehatan dan dermatolog kini menyarankan untuk membatasi makanan yang diproses dan memiliki IG tinggi daripada melarang seluruh kategori makanan, termasuk cokelat murni yang kaya antioksidan.
